Dugaan adanya bom pipa di sisi jembatan new jersey pada Kamis, pukul setengah 9 malam membuat jembatan ini ditutup sementara selama 2 jam lamanya. Penutupan itu berlangsung setelah pihak kepolisian mendapatkan laporan bahwa, ada bom pipa yang berpotensi memicu ledakan di lokasi.
Polisi membutuhkan waktu selama kurang lebih dua jam lamanya untuk melakukan investigasi ke lokasi sampai dengan memastikan bahwa, bom yang dikabarkan mengancam itu tidak meledak. Tepat pukul 11 malam, penutupan di jembatan George washington akhirnya resmi dibuka kembali untuk dilalui.
Kondisi lalu lintas di sekitar jembatan George washington terlihat sangat macet ketika proses investigasi berlangsung. Belum ada perilisan pasti siapa pihak tidak bertanggung jawab yang menyebarkan teror ledakan bom pada salah satu jembatan, yang notabene kerap dilalui banyak kendaraan umum tersebut.
Tuduhan Bahwa Sayoc Menyebarkan Bom Pipa
Berbicara tentang bom pipa yang baru-baru ini mengancam keselamatan warga Amerika, sebelumnya kasus bom pipa juga sudah pernah terjadi. Kejadian berlangsung pada Oktober 2018 lalu, ketika seorang tersangka ditetapkan sebagai pelaku pengiriman 13 paket berisi bom kepada para pengkritik Trump.
Ketika ditangkap pihak keamanan dan menjalani sidang pengadilan, Cesar Sayoc, nama pelaku pengiriman paket bom tersebut berusia 56 tahun. Sayoc ditangkap di depan sebuah van, di mana van tersebut diduga sebagai tempat tinggalnya. Pemandangan janggal ditemukan dalam van tersebut.
Di mana Sayoc secara kemungkinan sengaja memasang gambar-gambar Trump dan menyilang satu demi satu orang-orang yang tidak sependapat dengan Trump. Sayoc sempat membawa paket yang diduga bom, namun nahas baru sampai di kantor pos Atlanta, aksi Sayoc sudah bisa dihentikan total.
Kala itu Sayoc dituduh akan melakukan peledakan dengan mengirimkan paket ke kantor CNN. Namun, karena aksinya bisa digagalkan, otomatis kantor berita CNN di Amerika Serikat pun berhasil diselamatkan. Hal tersebut ditegaskan kembali oleh Jeff Zucker selaku presiden direktur CNN.
Proses Pengadilan Sayoc
Ketika ditangkap dan diadili pada Oktober 2018 silam, Sayoc telah didakwa dengan lima dakwaan federal sebagai buntut dari aksinya. Kuat dugaan bahwa Sayoc berusaha mengirimkan bom tersebut kepada para lawan Trump dari Partai Demokrat, di mana di dalamnya ada mantan presiden AS, Barack Obama.
Beberapa tokoh lainnya yang terancam ledakan bom pipa dari Sayoc adalah Joe Biden selaku mantan wakil presiden AS, saingan Trump di kala mencalonkan diri sebagai presiden, Hillary Clinton. Dan seluruh pejabat keamanan nasional yang berdinas untuk mengamankan mantan presiden AS, Barack Obama.
Merunut pada berita persidangan Sayoc tahun 2018 silam, Jaksa yang menangani kasus ini, Jeff Session menegaskan bahwa Sayoc terancam pidana penjara selama 48 tahun jika terbukti bersalah. Sayoc diketahui sebagai seorang disc jockey yang terkadang menjalankan perannya sebagai petugas keamanan atau security.
Bukan hanya bekerja sebagai security dan disc jockey, ada juga sumber yang mengatakan bahwa Sayoc ini bekerja sebagai penari stripper dan pengantar pizza. Sayoc didakwa karena dituduh menyediakan 16 paket bom untuk diledakkan pada berbagai lawan Donald Trump, walaupun ledakan itu bisa sepenuhnya dicegah.
Setelah didakwa penahanan selama kurang lebih setengah abad, Sayoc mengakui bahwa tindakannya merupakan sebuah kesalahan. Penyesalan yang dirasakan Sayoc sampai membuatnya menangis ketika membacakan pembelaan di hadapan hakim. Kabar terbaru bahkan konon Sayoc bisa diancam pidana seumur hidup alias selama 56 tahun, sesuai usianya ketika ditangkap.