Opening Hour

Senin - Jumat 09:00 s/d 17:00

Call Us

+6281211116466

Email Us

info@depopipaindonesia.com

Pertamina mengharapkan bahwa perluasan yang akan segera rampung di Blok Randugunting tersebut menjadi suplai gas langsung kepada masyarakat tanpa pipa. Targetnya semoga produksi gas bisa mencapai 3 juta standar kaki kubik per hari atau MMSCFD dengan pembeli mengambil langsung dari fasilitas produksi yang ada di pertamina blok Randugunting mendatang.

Upaya pertamina untuk memperluas penyediaan SPBU di blok Randugunting akan segera terlaksana setelah semua fasilitas rampung diselesaikan. Pemanfaatan SPBU diharapkan bisa berjalan dengan lancar akhir tahun ini setelah pengeboran sumur RGT-2 dilakukan di blok Randugunting tersebut.

Wakil Satuan Kepala Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak Gas dan Bumi (SKK Migas), Fatar Yani Abdurahman mengungkapkan bahwa penyaluran gas kepada warga tidak menggunakan pipa. Alih-alih menggunakan pipa, justru penyaluran akan diubah ke CNG atau comprassed natural gas.

Tanpa Pipa – Pernah Terjadi Kebocoran Pipa di Karawang

Berbicara terkait berita pipa pertamina, beberapa wilayah lain juga memiliki berita yang tidak kalah menarik. Telah terjadi kebocoran atau tumpahan minyak pertamina di Karawang. Namun, pihak terkait sudah melakukan penanganan yang cepat tepat, sehingga efeknya tidak meluas dan membahayakan.

Kurtubi, selaku anggota komisi VII DPR mengatakan bahwa langkah penanganan yang dilakukan pertamina sudah tepat. Butuh langkah untuk mematikan sumur YYA-1 guna membersihkan ceceran minyak di pantai dan juga laut. Kurtubi mengaku semua pihak harus mengapresiasi upaya pertamina.

Berdasarkan penjelasan dari Kurtubi pula, pihak pertamina sudah membentuk dua tim untuk menangani permasalahan. Di mana tim pertama bergerak memperbaiki kebocoran, sementara tim lainnya bergegas mempersempit akibat kebocoran yang dampaknya telah meluas ke wilayah laut dan juga wilayah pantai.

Singkatnya pihak pertamina telah melakukan penutupan pipa reservoar supaya kebocoran pipa bawah tanah tidak terjadi berlarut-larut. Kebocoran telah terjadi pada kedalaman 2000 kilometer di bawah permukaan tanah, jadi Kurtubi mengharapkan warga juga mesti sabar menunggu perbaikan tersebut. Adapun terkait kebocoran sampai ke laut itu sebabnya terbawa angin, namun sudah ditangani.

Perbaikan Pipa di Karawang Melibatkan Perusahaan Amerika

Satu bulan sebelumnya, tepatnya Juli 2019 pihak pertamina memang meminta bantuan perusahaan asal Amerika untuk menanggulangi kebocoran pipa di pantai lepas karawang. Hal tersebut senada dengan pengakuan direktur pertaminan hulu energi atau PHE, Dharmawan H Samsu. Beliau mengungkapkan bahwa sedang menunggu pihak dari Boots & Coots untuk membantu penanganan masalah tersebut.

Tertanggal 28 Juli 2019, pihak Boots & Coots telah tiba di Jakarta dan keesokan harinya akan bersama-sama meninjau lokasi sumur YYA-1 untuk segera dilakukan penutupan sumur yang bocor. Ada alasan tersendiri kenapa Samsu memilih perusahaan asal Amerika tersebut untuk menangani kebocoran.

Hal tersebut tidak lain karena Boots & Coots adalah sebuah perusahaan yang berpengalaman untuk memperbaiki sumber kebocoran deepwater horizon di teluk meksiko terbesar sepanjang sejarah Amerika. Untuk mengatasi kebocoran, akan dipasang rig soehanah supaya masalah bisa diatasi.

Rig sendiri merupakan pengganti anjungan YYA-1 yang diperkirakan sudah miring sekitar 12 derajat tatkala kebocoran terjadi. Kemiringan tersebut membuat YYA-1 tidak maksimal bahkan tidak bisa difungsikan untuk menutupi sumur minyak. Perbaikan sekaligus penyiapan alat-alat yang mendukung akan dimulai pada 3 Agustus dan diperkirakan berlangsung selama 7 sampai 8 minggu ke depan.

Setelah dilakukan perbaikan dari pipanya langsung, Samsu mengutarakan bahwa pembersihan akan segera dilakukan ke berbagai wilayah terdampak. Jadi, dibersihkan dulu sumbernya, baru kemudian disterilisasikan ke seluruh wilayah yang terkena dari dampak tersebut.