Matinya motor pompa induk di sumber mata air rendang membuat pasokan air bersih ke Semarapura, Bali terganggu total. Selama sepekan lamanya PDAM Tirta Mahottama Klungkung telah menerima keluhan dari berbagai pelanggan di wilayah tersebut. Direktur PDAM Klungkung, Nyoman Renin Suyasa mengutarakan perbaikan akan segera dilakukan supaya pasokan air bisa berjalan dengan lancar.
Hal tersebut ia sampaikan kepada media di tanggal 21 Agustus lalu. Awalnya permasalahan terletak dari matinya aliran listrik dari PLN yang digunakan untuk menggerakkan motor pompa selama beberapa hari ke belakang. Nahasnya, setelah listrik kembali menyala normal, justru mesin pompa airnya yang rusak.
Nyoman menegaskan bahwa proses bisa berjalan agak lama karena matinya pompa disebabkan oleh tuanya usia mesin. Untuk menggantinya harus dilakukan pengangkatan terhadap pipa air demi mengganti dengan mesin yang baru. Nyoman berharap para pelanggan mau kooperatif dan sabar.
Warga Dusun Cingang Berbondong-bondong ke Pemandian Umum
Sebelum terjadinya permasalahan yang melibatkan mesin pompa mati, kondisi kekeringan di Bali juga pernah terjadi pada 15 Agustus lalu. Hal ini bahkan membuat warga berbondong-bondong mendatangi pemandian umum saking sulitnya mendapatkan pasokan air bersih. Hal tersebut terjadi di kota Bangli.
Terganggunya jaringan PDAM disebabkan oleh bencana tanah longsor yang terjadi. Tanah longsor tersebut membuat pipa di dusun Cingang, desa Kayubihi, Bangli tergerus akibat longsor. Alih-alih langsung mendapat penanganan, pipa yang bocor tersebut justru baru diketahui dua hari setelahnya.
Selaku Kasubbag Perencanaan Teknis PDAM Bangli, Wayan Gunawan menyatakan bahwa kerusakan yang terjadi bisa berdampak bagi berbagai wilayah di Bangli. Wayan mengakui bahwa perbaikan bisa jadi berjalan agak lama karena sulitnya medan yang mesti ditempuh. Sampai dengan berita tertanggal 17 Agustus turun, menurut Wayan ada sekitar 12 pipa yang hancur tergerus tanah longsor di Bangli.
Wayan tidak tinggal diam melihat kekeringan air yang terjadi di Bangli. Imbauan melalui radio dan juga mobil keliling pun dilakukannya untuk mengantisipasi kecemasan warga. Wayan bersama tim PDAM bersangkutan lainnya juga telah mempersiapkan pasokan air bersih secara bergilir ke tiap wilayah.
Eks Penduduk Wilayah GWK Kesulitan Air Bersih
Kejadian lain mengenai kekurangan air bersih di Bali juga pernah terjadi ketika proyek Garuda Wisnu Kencana atau GWK dilakukan. Kala itu wilayah yang terdampak adalah Banjar Santi Karya, Ungasan, Kuta, Selatan, Kabupaten Badung. Namun, per tanggal 15 Agustus penanganan sudah sekitar 80%.
PDAM Tirta Mangutama Badung menargetkan memasang pipa sepanjang 1.100 meter untuk mengaliri air bersih ke berbagai wilayah terdampak. I Ketut Golak, selaku direktur utama PDAM bersangkutan mengakui pekerjaan yang sudah dilakukan semenjak Juni 2019 lalu akan segera rampung dalam waktu dekat ini.
Sudah sekitar 80% beres dan sisa 20% nya tinggal melakukan menyambungkan pipa yang sudah terkoneksi dan ditanam ke masing-masing rumah warga. Pekerjaan sudah didiskusikan dengan berbagai pihak, salah satunya para pengelola Garuda Wisnu Kencana. Karena warga yang menyampaikan keluhan ini tidak lain adalah mereka yang direlokasi dari eks wilayah Garuda Wisnu Kencana atau GWK tersebut.
Sulitnya air bersih yang seharusnya lancar diterima oleh eks penghuni wilayah Garuda Wisnu Kencana ini, disebabkan oleh adanya berkali-kali pemindahan tangan pembangunan GWK ke beberapa investor. Banyak warga mengakui bahwa sebelum relokasi terjadi, mereka mudah mendapatkan air bersih. Namun, hal tersebut tidak lagi terjadi ketika mereka direlokasi ke tempat lain, air bersih jadi susah.