Berbagai macam kendala menghambat jaringan perpipaan memasuki wilayah tersebut, mulai dari kondisi tanah yang kering atau tidak stabil, dan tidak adanya jaringan yang mendukung masuknya perpipaan ke wilayah tersebut. Kondisi tersebut menyulitkan operator seperti Palyja dan Aetra membangun fasilitas pipa air bersih untuk warga, pemerintah masih berupaya menemukan solusinya.
Hal ini dikarenakan aliran perpipaan yang sudah direvitalisasi, membuat aliran air bersih berjalan lancar meskipun kemarau tiba. Seorang warga Cilingcing mengaku bahwa dia tidak mengalami kekurangan air bersih, “Enggak ada kesulitan air, semuanya lancar lancar aja ya” ujar Maria (47), seorang warga RT 05/ RW 01 Semper Timur, Jakarta Utara.
Sementara itu, pengakuan serupa disampaikan warga lain, yang menuturkan bahwa pasokan air bersih masih tercukupi meskipun hujan tidak turun. “Selama musim kemarau ini lancar saja, tidak ada masalah soal air” ujar Rosdiana (56) warga RT 01/ rw 11 Rorotan, Cilingcing, Jakarta Utara. Rosdiana mengaku rutin membayar air 200.000 setiap bulannya.
Wilayah Jakarta Utara Belum Sepenuhnya Memiliki Jaringan Pipa Air
Wakil wali kota wilayah Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim menuturkan bahwa saat ini kebutuhan air bersih di wilayahnya masih tercukupi dengan adanya jaringan pipa. Namun, belum semua wilayahnya memilki jaringan perpipaan yang lancar. Baru Kamal Muara saja dan sekitarnya yang berada di kecamatan Penjaringan, serta wilayah Marunda di kecamatan Cilingcing.
Musim kemarau tahun ini telah belangsung selama beberapa bulan kebelakang, hujan tidak terpantau turun di wilayar Jakarta dan sekitarnya. Biasanya kondisi kemarau panjang seperti ini menimbulkan masalah baru, yaitu kekeringan dan kekurangan air bersih. Namun, kali ini berbeda karena tidak ada keluhan kesulitan air dari warga di wilayah Jakarta Utara.
Ali Maulana sudah menyediakan posko air bersih serta suplai dari truk tangki, sebagai antisipasi bagi warga yang wilayahnya belum memiliki saluran pipa. “Kita sudah melakukan rapat mengenai hal ini sebanyak dua kali, agar warga tidak menggunakan air dari tanah yang dapat menyebabkan penurunan permukaannya.” Ujar Ali saat ditanya mengenai solusinya.
DKI Jakarta Sudah Siapkan Air Bersih untuk Wilayah Terdampak
Pemprov DKI Jakarta sudah mengantisipasi dampak dari musim kemarau, mengambil pelajaran dari tahun-tahun sebelumnya, bahwa kekeringan parah selalu terjadi setiap tahunnya di Jakarta. Maka dari itu, pemprov menyiapkan mengirimkan air bersih bagi wilayah yang tekena dampaknya. Anies Baswedan sudah mengatakan bahwa, pihaknya segera mengirimkan air bersih ke sejumlah wilayah terdampak.
Namun, belum diketahui berapa jumlah air yang akan disediakan oleh Anies dan wilayah mana saja yang akan dipasok. Belum ada data yang akurat mengenai wilayah mana saja yang kekurangan air bersih, “Ini salah satu proker yang akan kita kerjakan, menangani wilayah yang terkena dampak kemarau” begitu ujar mantan kemendikbud tersebut.
“Jadi, selama beberapa waktu ke depan pasokan air bersih akan disiapkan untuk menanggulangi kekurangan air bersih” tambah Anies. Kekeringan yang terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu memang sangat mengkhawatirkan, warga terpaksa menggunakan air kotor dari sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kini, warga berharap saluran pipa air dapat diperbaiki agar warga tidak perlu kesulitan mengangkut air lagi. Biaya iuran sebesar Rp. 200.000 untuk air bersih pasti akan memberatkan warga menengah kebawah, karena air merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa lepas dari manusia. Pemerintah masih berusaha untuk mencari solusi permasalahan air ini.